MELALUI Global Fan Vote, Indonesia punya satu tiket untuk memuluskan wakilnya ke semifinal Miss Universe 2011. Sayang, kesempatan ini tidak dimanfaatkan dengan baik.
Global Fan Vote merupakan sistem penjaringan satu semifinalis lewat jajak pendapat di dunia maya. Nama terpilih nantinya akan bergabung dengan 15 semifinalis hasil pilihan juri.
Sejak hari pertama dibuka, wakil dari Filipina selalu unggul di antara 88 kontestan lainnya. Sementara, Indonesia cukup puas sejauh ini menempati urutan keempat.
“Wakil Filipina dapat dukungan dari dalam negerinya. Hampir setiap blogger ada komentar yang memuji. Mereka menampilkan foto, video, dan interview terbaik yang dipunya wakilnya sehingga masyarakat Filipina melihat bahwa dia benar wakil terbaik. Ini juga membuat namanya ke permukaan dan menarik simpati blogger negara lain,” jelas Putri Kuswisnu Wardani, Presdir Mustika Ratu yang menaungi Yayasan Puteri Indonesia (YPI) pada media gathering di Graha Mustika Ratu, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (7/9/2011).
Dengan adanya sistem 16 besar lewat vote tahun ini, maka fungsi blogger dari setiap negara menjadi semakin strategis. Memang, tahun-tahun sebelumnya sudah ramai dibicarakan di blog, tapi karena tidak ada sistem vote, maka dukungan tidak berpengaruh pada hasil penjurian. Kini, blogger tiap negara punya ruang untuk menjaring dukungan bagi wakilnya. Sayang, masyarakat Indonesia kurang antusiasme memberi dukungan untuk wakilnya di Miss Universe.
“Saya terlibat di banyak beauty pageant. Sejak masa Artika Sari Devi (Miss Universe 2005-red), dukungan untuk ini belum menjadi budaya dibandingkan dengan Filipina dan negara Latin. Ditilik dari sejarah beauty pageant, mereka juga sudah punya jebolan Miss Universe,” ujar Muki, pengasuh blog indopageant yang aktif menjaring dukungan untuk Miss Universe pada kesempatan yang sama.
“Kita juga hanya tahu sebatas bikini. Mestinya ini tidak menjadi fokus utama. Mereka bisa lebih banyak berguna daripada sekadar bikini. Sayang bila tidak dieskpos,” tambahnya.
Sementara, Putri memandang bahwa masyarakat belum melihat kontes kecantikan sebagai sarana pencetakan prestasi Indonesia di mata internasional. “Kita belum melihat ini sebagai, ‘Yuk, raih prestasi Indonesia lewat ini’. Kalau kesadaran Filipina dan Thailand memang sudah bagus. Padahal sekali seorang kontestan mejadi Miss Universe, dia bisa membawa misi negara ke forum dunia,” tukasnya.
0 comments
Post a Comment